Senin, 19 November 2012


Media Sosial Jadi "Senjata" Pertempuran Israel-Palestina


Minggu, 18 November 2012 09:05 wib

Ilustrasi (Foto: Reuters)

YERUSALEM - Pasukan Israel dan Palestina bukan hanya melancarkan serangan di dunia nyata, tapi juga di dunia maya melalui media sosial. Kedua negara itu meluncurkan peran hastag, tweet berbahasa Inggris dan video di berbagai situs seperti Twitter, YouTube, Facebook, dan Flickr.

Selama beberapa tahun terakhir, jejaring sosial telah digunakan untuk mendapatkan informasi. Kini, media sosial pun sedang digunakan untuk mencoba mempengaruhi pikiran orang-orang di seluruh dunia tentang konflik yang terjadi di Timur Tengah.

"Ini merupakan langkah yang sangat alami untuk media sosial. Penerima melihat informasi di media sosial dan menganggapnya lebih segar, lebih pribadi, dan tidak disensor. Ini (media sosial) jelas bisa mempengaurhi hasil politik. Hanya butuh satu foto atau gambar dari kekejaman pribadi untuk memulai sebuah gerakan," kata seorang analis Moor Insight & Strategy, Patrick Moorhead, seperti dilansir dariPC Advisor, Minggu (18/11/2012).

Seperti diketahui, setelah serangkaian peningkatan pertempuran dan serangan militan antara Israel dan Palestina dalam beberapa bulan terakhir, konflik telah berkembang menjadi pergerakan pasukan, serangan rudal, dan meningkatnya jumlah korban.

Israeli Defense Force (IDF), mempublikasikan tweet di bawah @IDFSpokesperson, salah satu akun Twitter dari pemerintah Israel yang mengomentari serangan di Jalur Gaza. Menggunakan hastag#Israelunderfire dan #Pillarofdefense, IDF mempublikasikan informasi tentang serangan roket ke Israel, dan menggunakan tweet untuk menyangkal pernyataan para kritikus.

IDF juga mempublikasikan foto dan video peluncuran rudal dan kerusakan yang diakibatkan serangan tersebut. Bahkan salah satu video yang beredar diklaim menunjukkan pembunuhan pemimpin militer Hamas, Ahmed al-Jabari dan telah disaksikan lebih dari 2 juta kali sejak di-posting Rabu lalu.

Tak mau kalah, serangan di media sosial juga dilakukan oleh pihak Hamas. Mem-posting tweet dari @alqassamBrigade, Al Qassam Brigades yang merupakan sayap militer kelompok Palestina Hamas, juga menyuarakan tentang konflik dan mempublikasikan informasi serangan rudal.

Kelompok itu juga menegaskan kematian Al-Jabari dengan tweet #Hamas mourns the leader Ahmed al-Jabari and his bodyguard al-Hams," (Hamas berduka untuk pemimpin Ahmed al-Jabari dan pengawalnya al-Hams). @alqassamBrigade juga mem-posting video YouTube tentang jatuhnya pesawat tak berawak Israel yang dilengkapi dengan tweet "idfelite enjoy this>> losers," serta berhasil ditonton 30 ribu kali.

Menurut analis ZK Research, Zeus Kerravala, perluasan konflik ke media sosial merupakan langkah yang masuk akal. "Ini memungkinkan mereka menjangkau lebih banyak orang dengan cepat. Bayangkan tentang efek ganda terhadap orang-orang yang me-retweet dan mem-posting ulang," tuturnya.

"Media sosial telah mengubah cara orang berkomunikasi di seluruh dunia," pungkasnya.
(adl)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar