Foto: AFP
TEL AVIV – Pengamat militer Israel menyatakan, kelompok Hamas telah memenangkan perang psikologis dengan Israel. Ini terjadi setelah roket jarak jauhnya berhasil mengenai dua kota terbesar di Israel yakni, Yerusalem dan Tel Aviv.
Shlomo Brom, seorang pengamat yang pernah bekerja untuk militer Israel mengatakan, serangan roket ke kota Yerusalem dan Tel Aviv memberikan pesan kepada warga Israel bahwa Hamas dapat mengancam mereka kapan saja dan dimana saja.
“Sebenarnya secara strategis serangan roket jarak jauh itu tidak menimbulkan ancaman keamanan apapun. Namun secara psikologis serangan tersebut berdampak besar, khususnya di mata media," ujar Brom, seperti dikutip Foreign Policy, Sabtu (17/11/2012).
Menurut Brom, yang seharusnya menjadi perhatian militer Israel adalah roket-roket jarak pendek yang dimiliki oleh Hamas.
“Jumlah roket jarak pendek yang dimiliki Hamas jauh lebih banyak daripada roket jarak jauh dan ukurannya lebih kecil, sehingga tidak mudah dideteksi oleh sistem anti rudal yang dimiliki oleh Israel," tambah Brom.
Selama tiga hari pertempuran yang dimulai sejak Rabu 14 November, Hamas telah meluncurkan sekitar 550 roket yang dimilikinya ke wilayah Israel. Hal tersebut menunjukkan peningkatan signifikan kemampuan persenjataan Hamas sejak serangan Israel sebelumnya ke Jalur Gaza pada tahun 2008 lalu. Pada saat itu Hamas hanya sanggup meluncurkan 600 roket selama tiga pekan berjalannya pertempuran dengan Israel.
Brom mengatakan, Israel tak akan bisa menghentikan perkembangan persenjataan yang dimiliki oleh Hamas. Menurutnya, satu-satunya cara yang dapat dilakukan Israel adalah dengan melakukan serangan seperti yang mereka gelar sekarang.
“Israel harus dapat mengirimkan pesan ke Hamas, bahwa Hamas akan mendapatkan balasan yang lebih besar apabila melakukan serangan roket ke wilayah Israel. Israel harus dapat membuat Hamas berpikir bahwa serangan roket yang dilakukannya tidak memberikan keuntungan apapun kepada Hamas," jelas Brom.
(faj)
“Sebenarnya secara strategis serangan roket jarak jauh itu tidak menimbulkan ancaman keamanan apapun. Namun secara psikologis serangan tersebut berdampak besar, khususnya di mata media," ujar Brom, seperti dikutip Foreign Policy, Sabtu (17/11/2012).
Menurut Brom, yang seharusnya menjadi perhatian militer Israel adalah roket-roket jarak pendek yang dimiliki oleh Hamas.
“Jumlah roket jarak pendek yang dimiliki Hamas jauh lebih banyak daripada roket jarak jauh dan ukurannya lebih kecil, sehingga tidak mudah dideteksi oleh sistem anti rudal yang dimiliki oleh Israel," tambah Brom.
Selama tiga hari pertempuran yang dimulai sejak Rabu 14 November, Hamas telah meluncurkan sekitar 550 roket yang dimilikinya ke wilayah Israel. Hal tersebut menunjukkan peningkatan signifikan kemampuan persenjataan Hamas sejak serangan Israel sebelumnya ke Jalur Gaza pada tahun 2008 lalu. Pada saat itu Hamas hanya sanggup meluncurkan 600 roket selama tiga pekan berjalannya pertempuran dengan Israel.
Brom mengatakan, Israel tak akan bisa menghentikan perkembangan persenjataan yang dimiliki oleh Hamas. Menurutnya, satu-satunya cara yang dapat dilakukan Israel adalah dengan melakukan serangan seperti yang mereka gelar sekarang.
“Israel harus dapat mengirimkan pesan ke Hamas, bahwa Hamas akan mendapatkan balasan yang lebih besar apabila melakukan serangan roket ke wilayah Israel. Israel harus dapat membuat Hamas berpikir bahwa serangan roket yang dilakukannya tidak memberikan keuntungan apapun kepada Hamas," jelas Brom.
(faj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar